Kemuning (21)(151)
Kemuning (21)(151)
🌷💖💖🌷
Kemuning membawakan secangkir teh yang diseduh dengan penuh kasih buat Faisal. Malam ini mereka berbincang santai di musala keluarga. Air di kolam makin jernih saat kedua anak muda itu bercengkrama.
"Rupanya ada yang lagi berbahagia nih," kata Faisal sambil meminum teh yang disodorkan Kemuning.
"Aku nggak nyangka deh. Ternyata ini to yang Abang maksud aku harus bersiap-siap," jawab Kemuning sambil mengambil duduk bersandar di tiang musala sebelah kiri. Sementara Faisal duduk bersandar di tiang sebelah kanan.
Kedua anak muda itu sepakat untuk tetap tidak berdekatan. Mereka harus mampu menjaga niat tulus mereka. Berbincang sambil berpandangan, tersenyum bersama seraya membuang pandangan bila sama-sama merasa bahagia. Ada gemuruh di kedalaman palung mereka yang hanya mereka yang tahu.
Sementara di teras rumah, tak jauh dari mereka berdua, terlihat Pak Gianto, Paklik Handoyo, dan Pak Surya juga berbincang santai yang tak kalah serunya.
Ada saja tema yang dibicarakan. Dengan kehendak Allah, Faisal mampu mengakrabkan suasana di rumah Kemuning menjadi kian dekat. Terlihat rona bahagia terpancar dari setiap mata penghuninya. Kehadiran Faisal benar-benar telah membius semua yang ada menjadi bahagia.
Waktu kian beranjak ke pukul 21.00. Sudah saatnya Faisal dan Pak Gianto pamit. Kemuning melepas kepergian Faisal dan Pak Gianto dengan bahagia. Itu terlihat dari pancaran matanya yang selalu berbinar. Bibirnya tak pernah berhenti mengulas senyum. Sepertinya malam ini akan ada yang mimpi hingga ke negeri seribu satu malam.
Bu Wilujeng masih terdiam di sisi meja kecil di kamarnya. Seperti ada yang mengganggu pikirannya. Bolak-balik dia berjalan ke sana kemari, lalu duduk lagi. Hal ini membuat Pak Surya ikut resah.
“Faisal itu siapa ya Pak? Kok cepet sekali mengakrabkan kita ya Pak?” kata Bu Wilujeng masih dengan keresahannya.
“Saya lihat, Bapak juga sudah suka padanya,” kata Bu Wilujeng lagi.
“Menurut Bapak sih dia anak yang baik. Itu sudah bisa Bapak rasakan sejak dia datang tadi,” Pak Surya menjawab dengan tenang.
“Bapak nglihatnya dari mana kalau dia anak yang baik?” selidik Bu Wilujeng.
“Masak Ibu nggak bisa merasakan auranya? Seorang laki-laki kalau sudah memliki aura yang bisa meyakinkan begitu, itu ciri orang yang baik. Lihat gaya bicaranya. Jujur, ada kalanya tegas, penuh lemah lembut, sopan. Pinter, wawasannya luas. Apalagi perkara agama. Sepertinya dia cocok kalau ngobrol dengan Handoyo. Klop,” panjang lebar Pak Surya mengemukakan penilaiannya tentang Faisal.
“Tapi Ibu kok sedikit khawatir ya Pak,” Bu Wilujeng pun mendekati Pak Surya.
“Khawatir apa lagi, Bu?”
“Baru pertama kali kita bertemu dengan dia lo Pak, mosok Njenengan sudah percaya begitu saja padanya. Ibu takut ah,” Bu Wilujeng tidak melanjutkan kata-katanya.
“Sudahlah Bu, kali ini Bapak sudah sreg sama anak muda itu. Wawasan agamanya lumayan. Kalau ada laki-laki yang meminang perempuan dengan bekal ilmu agamanya maka kita tidak baik menolaknya,” tegas Pak Surya.
“Tapi Pak..”
“Besok lagi kita bahas. Kita coba tanyakan ini ke Handoyo. Siapa tahu dia bisa memberikan jawaban yang bisa menenteramkan hatimu. Sudah ayo tidur! Sudah malam.”
Bu Wilujeng menurut apa kata suaminya walaupun gemuruh hatinya masih bertalu. Dia coba memejamkan mata sambil pikirannya masih mencerna kata-kata suaminya. Karena lelah, mereka pun terbuai dengan mimpi masing-masing.#🌷
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Faisal... Semoga benar-benar sholeh dan bisa menjadi iman.Terimakasih telah berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id
Sama-sama Pak.
Semoga Faisal bukanlah seperti yg ditakutkan Bu Wilujeng
Kita juga belum tahu Bun. Ditunggu saja ya. Hehehe....
Semoga kekhawatiran Bu Wilujeng hanya sikap waspada saja dan tidak jadi penghalang pada keduanya.
Sebagai seorang ibu, perasaan was-was itu selalu ada menjelang anak perempuannya telah bertemu dgn pujaan hati. Terima kasih apresiasinya, Cikgu.
Benarkah Faisal yang terbaik? Hanya penulis yang tahu..hehe keren banget
Kita tunggu saja ya Bunda keren.. hehe
Seorang ibu pasti memiliki kekhawatiran lebih dibandingkan sang ayah, ya Bu..
Ya Bu, perasaan ibu lebih dominan dibanding logikanya.
Semoga berjodoh..sukses selalu
Aamiin. Terima kasih Pak.
Tetep harus sholat istikharah nggeh pak, biar tambah sreg
Iya, menunggu petunjuk dr Allah.
Semoga Kemuning dan Faisal berjodoh
Aamiin. Semoga ya Umi.
Semoga faisal mampu menjadi imam kemuning
Aamiin. Terima kasih Bu.
Tambah keren tulisannya bucan....sukses dan salam cinta
Terima kasih Bunda cantik.
Mantap dan keren ceritanya,bu. Sukses selalu ya.
Terima kasih Bunda cantik.
Mencari mantu itu harus teliti kan, Bu.
Benar Bunda. Terima kasih hadirnya.
Semoga Faisal memang anak baik, keren Mbak
Aamiin. Terima kasih Mbak.
Mantap, ditunggu proses menuju pelaminanx bu. Semoga Faisal mmngbanak baik. Tak ada ygbdiragukan.
Aamiin. Minta doanya ya Bu.
Ingin baca lanjutannya
Silakan Bunda, terima kasih.
mantap ceritanya Bunda
Terima kasih Jeng.